Rabu, 23 November 2016

PARAGRAF EFEKTIF



PARAGRAF EFEKTIF

Karya tulis ilmiah terdiri dari kumpulan paragraf yang disusun secara sistematis. Paragraf terdiri dari beberapa (3-5) kalimat yang digunakan untuk menyampaikan satu gagasan atau pokok pikiran (main idea). Gagasan utama paragraf dapat ditempatkan pada awal atau akhir paragraf. Kalimat lain berfungsi sebagai penjelas atau pendukung ide (supporting idea). Paragraf menurut Mulyatiningsih(2010) terdiri dari 3- 4 kalimat.         Paragraf yang baik dapat dirasakan dan diresapi. Paragraf yang baik mudah dipahami oleh pembaca. Pokok pikiran penulis terfokus pada sesuatu yang sedang dibahas. Ide penulis tidak melompot-lompat, yaitu ketika penulis sedang membahas satu ide tiba-tiba muncul ide lain yang sama kuatnya. Untuk menghasilkan paragraf yang baik tersebut terdapat beberapa kriteria yaitu ketunggalan (unity), koherensi, dan adekuasi. Berikut ini dipaparkan cara penyusunan paragraf yang memenuhi criteria tersebut
1. Kesatuan, yaitu memiliki satu ide/gagasan yang jelas yang dapat dituangkan dalam kalimat utama. Suatu paragraf dikatakan memiliki kesatuan (unity) jika semua kalimat yang membangun paragraf tersebut mendukung sebuah gagasan pokok atau pikiran utama. Penulis biasanya merumuskan ide tersebut dalam kalimat yang pendek.
2. Koherensi dapat dicapai apabila kalimat-kalimat dalam satu paragraf saling berhubungan atau saling kait mengait. 
3. Adekuat: gagasan pendukung paragraf yang memenuhi syarat adekuat atau memadai bukan    dilihat     dari kuantitas/panjang kalimatnya saja tetapi juga dari kualitas kalimatnya.
Dibawah ini contoh dari paragraf tidak efektif:
a.    a.    Paragraf Tidak Efektif
Nilai disiplin tumbuh ketika proses produksi berlangsung dimana seluruh tim melakukan tugas masing-masing. Disamping itu dalam peningkatan proses produksi drama harus disertai dengan penekanan nilai toleransi yang tinggi. Misalnya, dalam proses pembacaan naskah , beberapa  pemain dan karakter berupaya dengan penuh kedisiplinan menghafal dialog masing-masing. Jika pemain tidak memiliki kedisiplinan yang baik maka sekecil apapun tugas yang diberikan tidak akan dapat dilaksanakan. Oleh sebab itu , disiplin adalah sebuah karakter yang perlu dikembangkan dalam proses produksi drama .
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap mahasiswa yang pengambil mata kuliah drama. seiring dengan waktu, disiplin mahasiswa meningkat. apalagi menjelang pementasan , kedisiplinan menjaga kebugaran , kesegaran dalam pementasan termasuk kedisiplinan dalam menjaga kualitas akting para pemain yang menjadi semakin kuat. Selain itu, penanaman kedisiplinan tersebut akan membawa perubahan yang lebih baik dibidang drama.
b.     b.  Paragraph efektif
ketika tim melakukan tugas nya pada saat produksi, maka nilai disiplin tumbuh. Misalnya , dalam proses pembacaan naskah; para pemain berupaya menghafal dialog masing-masing dengan disiplin. Jika pemain tidak memiliki kedisiplinan yang baik maka sekecil apapun tugas yang diberikan tidak akan dapat dilaksanakan. Hal itu menyebabkan adanya hubungan timbal balik antara pemain dan kedisiplinan. Oleh sebab itu , disiplin adalah sebuah karakter yang perlu dikembangkan dalam proses produksi drama .
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap mahasiswa yang pengambil mata kuliah drama. seiring berjalannya waktu, mahasiswa tersebut mengalami peningkatan kedisiplinan khususnya ketika menjelang pementasan, menjaga kebugaran , kesegaran dalam pementasan termasuk kedisiplinan dalam menjaga kualitas akting para pemain yang menjadi semakin kuat. Kuatnya akting akan menambah persentase dari kualitas drama yang dipentaskan. Selain itu, penanaman kedisiplinan tersebut akan membawa perubahan yang lebih baik dibidang drama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar