Selasa, 29 November 2016

kutipan serta sistem mengutip

Kutipan dan Sistem Perujukan Dalam Karya Tulis Ilmiah
A. Kutipan 
Kutipan adalah pinjaman kalimat, serta  pendapat dari penulis atau pengarang yang berasal dari majalah, buku bacaan, Koran, media elektronik, serta media suara.Menurut Keraf (1997), kutipan adalah pinjaman kalimat /pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal , baik buku atau majalah. Menurut Keraf (1997), walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan, tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisan dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Garis besar kerangka karangan serta kesimpulan yang dibuat harus merupakan pendapat penulis sendiri. Kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.
prinsip-prinsip mengutip, antara lain:
1. tidak boleh mengadakan perubahan.
2. bila ada kesalahan jangan dirubah.
3. apabila menghilangkan kutipan harus diganti dengan tanda titik tiga(...).

 B jenis kutipan dan cara mengutip

a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
1. disatukan langsung dengan teks.
2. jarak antar baris 2 spasi/ sama dengan teks.
3. kutipan diapit tanda petik (“).
4. Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
5. sesudah kutipan diberi innote atau nomor yang digunakan untuk footnote.

b. Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih,
1. jarak antar baris satu spasi.
2. kutipan itu dipisahkan  dari teks dalam jarak 2,5 spasi / ditulis pada paragraf tersendiri.
3. kutipan boleh tidak diapit tanda petik (“).
4. Semua kutipan itu diawali 5-7 ketukan.
5. nomor footnote.

c. Kutipan tidak langsung
1. disatukan dengan teks.
2. sama dengan teks.
3. kutipan tidak diapit tanda petik (“).
4. sesudah kutipan diberi innote atau nomor yang digunakan untuk footnote.


d. kutipan pada catatan kaki
1. ditempatkan di footnote.
2. spasi rapat.
3. diapit tanda kutip.
4. teks asli.


SISTEM PERUJUKAN
Sistem rujukan digunakaan sebagai sumber referensi, jika penulis
a. menggunakan kutipan dengan berbagai cara yang disebutkan di atas,
b. menjelaskan dengan kata-kata sendiri pendapat penulis atau sumber lain,
c. meminjam table, peta, atau diagram dari suatu sumber,
d. menyusun diagram berdasarkan data penulis atau sumber lain,
e. menyajikan suatu pembuktian khusus yang bukan suatu pengetahuan umum.[1]



Jika dalam system catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada sumber yang sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk merujuk pada sumber pertama. Ketiga jenis singkatan itu adalah sebagai berikut.
a. Ibid.: singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidiem yang berarti ‘pada tempatyang sama’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu langsungpada karya yang disebut dalam perujukan nomor sebelumnya. Jika nomor halamanpengacuan sama, tidak perlu dicantumkan nomor halaman. Jika nomorhalamannya berbeda, setelah Ibid. dicantumkan nomor halamannya. Ibid. harusdiikuti oleh titik dan dicetak miring. Contoh: Ibid., 87
b. Op.cit: singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti ‘padakarya yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutanmengacu pada perujukan pertama yang berasal dari buku, namum diselingi oleh perujukan lain. Teknik penulisannya adalah menggunakan nama keluarga penulis, diikuti oleh Op. Cit., diikuti oleh nomor halaman, jika halaman perujukannya berbeda dari perujukan pertama. Contoh: Keraf, op. cit., 37
c. Loc. Cit.: singkatan ini berasal dari gabungan kata Loco Citato yang berarti ‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu pada perujukan pertama yang berasal dari artikel dalam bunga rampai/ antologi, majalah, ensiklopedia, surat kabar, namun diselingi oleh perujukan lain. Oleh karena hanya merupakan bagian dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus, ‘karya’), artikel dirujuk dengan locus yang berarti ‘tempat’. Teknik penulisannya adalah menggunakan nama keluarga penulis, diikuti oleh Loc. Cit. diikuti oleh nomor halaman, jika halaman perujukannya berbeda dari perujukan pertama. Contoh: Anjuang, loc. Cit., 40







1. https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2013/09/20/serial-teknik-penulisan-ilmiah-kutipan-dan-sistem-rujukan/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar